Cara mengelola versi kode dengan Git

RUANGCAHAYA.COM – Git adalah sistem pengontrol versi yang sangat populer di dunia pengembangan perangkat lunak. Git memungkinkan Anda untuk mengelola versi kode dengan mudah dan efisien, memungkinkan Anda untuk bekerja secara bersama-sama dengan tim pengembang lain pada proyek yang sama, dan memudahkan Anda untuk kembali ke versi sebelumnya jika terjadi kesalahan atau kembali ke versi terdahulu jika Anda ingin mengembangkan fitur baru.

Untuk dapat mengelola versi kode dengan Git dengan baik, Anda perlu memahami dasar-dasar perintah Git seperti clone, add, commit, push, dan pull. Anda juga perlu tahu bagaimana cara mengelola banyak branch dan melakukan merge, serta fitur-fitur lain yang tersedia dalam Git seperti Gitignore, Git tags, dan Git bisect.

Dalam artikel ini, kita akan membahas cara mengelola versi kode dengan Git secara lengkap. Mulai dari membuat repository Git, mengelola perubahan dengan perintah add dan commit, hingga menggunakan fitur-fitur avanzado seperti Gitignore, Git tags, dan Git bisect. Setelah membaca artikel ini, Anda akan memiliki dasar-dasar yang kuat untuk mengelola versi kode dengan Git dengan baik. Mari kita mulai belajar bersama-sama.

Artikel Terkait:
Cara berkolaborasi dengan tim menggunakan Git
Tips dan trik untuk bekerja dengan Git secara efektif

Mengenal repository Git dan cara membuat repository baru

Repository Git adalah tempat untuk menyimpan semua file yang ingin di-track oleh Git, sistem pengontrol versi yang populer. Repository Git dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu repository lokal dan repository remote. Repository lokal adalah repository yang ada pada komputer Anda sendiri, sedangkan repository remote adalah repository yang ada pada server atau layanan hosting Git seperti GitHub, GitLab, dan lain-lain.

Untuk membuat repository baru, pertama-tama pastikan bahwa Anda telah menginstal Git pada komputer Anda. Kemudian buka terminal atau command prompt, masuk ke direktori yang ingin Andajadikan sebagai root directory dari repository, dan jalankan perintah git init untuk membuat repository baru. Contohnya adalah sebagai berikut:

# Membuat repository baru pada direktori "my-project"$ cd my-project$ git init

Setelah repository baru dibuat, Anda dapat mulai menambahkan file-file yang ingin di-track oleh Git dengan menggunakan perintah git add. Kemudian commit perubahan tersebut dengan menggunakan perintah git commit. Anda juga dapat menghubungkan repository lokal Anda dengan repository remote dengan menggunakan perintah git remote add. Contohnya adalah sebagai berikut:

# Menambahkan file "main.py" ke daftar file yang akan di-track oleh Git$ git add main.py# Commit perubahan dengan pesan "Initial commit"$ git commit -m "Initial commit"# Menghubungkan repository lokal dengan repository remote bernama "origin" di alamat "https://github.com/user/my-project.git"$ git remote add origin https://github.com/user/my-project.git

Itu dia penjelasan tentang repository Git dan cara membuat repository baru.

Menambahkan file ke repository dan mengelola perubahan dengan perintah add dan commit

Perintah 'git add' dangit commit‘ merupakan dua perintah yang sering digunakan pada Git, sistem pengontrol versi yang populer. Perintah ‘git add‘ digunakan untuk menambahkan file ke daftar file yang akan di-track oleh Git pada repository Anda, sementara perintahgit commit‘ digunakan untuk menyimpan perubahan yang telah Anda lakukan ke dalam repository.

Untuk menambahkan file ke repository, pertama-tama pastikan bahwa Anda telah membuat repository Git dan sudah berada pada direktori root dari repository tersebut. Kemudian jalankan perintah git add diikuti dengan nama file yang ingin Anda tambahkan. Contohnya adalah sebagai berikut:

# Menambahkan file "main.py" ke daftar file yang akan di-track oleh Git$ git add main.py# Menambahkan semua file yang ada pada direktori "src" ke daftar file yang akan di-track oleh Git$ git add src/

Setelah Anda menambahkan file ke daftar file yang akan di-track oleh Git, selanjutnya adalah menyimpan perubahan tersebut ke dalam repository dengan menggunakan perintah 'git commit'. Anda dapat menambahkan pesan commit dengan opsi ‘-m' seperti yang terlihat pada contoh di bawah ini:

# Menyimpan perubahan ke dalam repository dengan pesan "Initial commit"$ git commit -m "Initial commit"

Perintah ‘git commit‘ juga dapat digunakan bersama dengan opsi ‘--amend‘ untuk mengubah pesan commit yang terakhir atau menambahkan perubahan yang terlewat ke dalam commit terakhir. Sebagai contoh:

# Mengubah pesan commit terakhir menjadi "Initial commit with some fixes"$ git commit --amend -m "Initial commit with some fixes"# Menambahkan perubahan pada file "main.py" ke dalam commit terakhir$ git add main.py$ git commit --amend --no-edit

Itu dia penjelasan tentang cara menambahkan file ke repository dan mengelola perubahan dengan perintah 'git add‘ dan 'git commit'.

Mengirim perubahan ke repository remote dengan perintah push

Perintah ‘git push‘ digunakan pada Git, sistem pengontrol versi yang populer, untuk mengirim perubahan yang telah Anda lakukan pada repository lokal ke repository remote. Perintah ini berguna ketika Anda bekerja secara bersama-sama dengan tim lain atau jika Anda ingin menyimpan perubahan pada repository remote sebagai backup.

Untuk menggunakan perintah 'git push', pertama-tama pastikan bahwa Anda telah menghubungkan repository lokal dengan repository remote. Anda dapat menghubungkan repository lokal dengan repository remote dengan menggunakan perintahgit remote add‘. Setelah itu, jalankan perintah ‘git push‘ diikuti dengan nama repository remote dan nama branch yang ingin Anda kirim perubahannya. Contohnya adalah sebagai berikut:

# Menghubungkan repository lokal dengan repository remote bernama "origin" di alamat "https://github.com/user/my-project.git"$ git remote add origin https://github.com/user/my-project.git# Mengirim perubahan pada branch "master" ke repository remote bernama "origin"$ git push origin master

Jika repository remote yang ingin Anda kirim perubahannya merupakan repository default yang telah Anda set sebelumnya, Anda dapat mengirim perubahan dengan menggunakan perintah 'git push' tanpa menyebutkan nama repository remote. Contohnya adalah sebagai berikut:

# Mengirim perubahan pada branch "master" ke repository remote yang telah diset sebelumnya sebagai default$ git push

Perintah 'git push' juga dapat digunakan bersama dengan opsi ‘-u‘ untuk mengeset repository remote dan branch sebagai upstream dari branch yang sedang Anda kerjakan. Dengan mengeset upstream, Anda tidak perlu lagi menyebutkan nama repository remote dan nama branch setiap kali mengirim perubahan ke repository remote. Contohnya adalah sebagai berikut:

# Mengirim perubahan pada branch "feature-x" ke repository remote bernama "origin" dan mengeset "origin/feature-x" sebagai upstream dari branch "feature-x"$ git push -u origin feature-x

Itu dia penjelasan tentang cara mengirim perubahan ke repository remote dengan perintah 'git push'.

Artikel Terkait:
Troubleshooting masalah yang mungkin terjadi saat menggunakan Git
Cara menggunakan Git dengan integrasi dengan aplikasi lain, seperti Github atau Gitlab

Mengambil perubahan dari repository remote ke repository lokal dengan perintah pull

Perintahgit pull' digunakan pada Git, sistem pengontrol versi yang populer, untuk mengambil perubahan yang terdapat pada repository remote ke repository lokal. Perintah ini berguna ketika Anda bekerja secara bersama-sama dengan tim lain atau jika Anda ingin mengambil perubahan terbaru dari repository remote ke repository lokal Anda.

Untuk menggunakan perintah 'git pull', pertama-tama pastikan bahwa Anda telah menghubungkan repository lokal dengan repository remote. Anda dapat menghubungkan repository lokal dengan repository remote dengan menggunakan perintah git remote add. Setelah itu, jalankan perintah git pull' diikuti dengan nama repository remote dan nama branch yang ingin Anda ambil perubahannya. Contohnya adalah sebagai berikut:

# Menghubungkan repository lokal dengan repository remote bernama "origin" di alamat "https://github.com/user/my-project.git"$ git remote add origin https://github.com/user/my-project.git# Mengambil perubahan pada branch "master" dari repository remote bernama "origin" ke repository lokal$ git pull origin master

Jika repository remote yang ingin Anda ambil perubahannya merupakan repository default yang telah Anda set sebelumnya, Anda dapat mengambil perubahan dengan menggunakan perintah git pulltanpa menyebutkan nama repository remote. Contohnya adalah sebagai berikut:

# Mengambil perubahan pada branch "master" dari repository remote yang telah diset sebelumnya sebagai default ke repository lokal$ git pull

Perintah git pull dapat digunakan bersama dengan opsi --rebase untuk menjalankan proses rebase saat mengambil perubahan dari repository remote. Proses rebase akan menggabungkan perubahan pada repository remote ke commit terakhir yang Anda lakukan, sehingga tidak terjadi penambahan commit yang tidak perlu.

Untuk menggunakan opsi --rebase pada perintah 'git pull', cukup tambahkan opsi tersebut setelah perintah 'git pull'. Contohnya adalah sebagai berikut:

# Mengambil perubahan pada branch "master" dari repository remote bernama "origin" ke repository lokal dan menjalankan proses rebase$ git pull --rebase origin master

Opsi --rebase' juga dapat digunakan secara bersamaan dengan opsi --autostash untuk secara otomatis menyimpan perubahan yang belum di-commit ke dalam stash sebelum menjalankan proses rebase. Ini berguna jika Anda memiliki perubahan yang belum di-commit pada saat mengambil perubahan dari repository remote. Contohnya adalah sebagai berikut:

# Mengambil perubahan pada branch "master" dari repository remote bernama "origin" ke repository lokal, menyimpan perubahan yang belum di-commit ke dalam stash, dan menjalankan proses rebase$ git pull --rebase --autostash origin master

Itu dia penjelasan tentang cara mengambil perubahan dari repository remote ke repository lokal dengan perintah 'git pull dan opsi --rebase.

Menyimpan perubahan sementara dengan perintah stash

Perintah git stash digunakan pada Git, sistem pengontrol versi yang populer, untuk menyimpan perubahan sementara pada repository lokal. Perintah ini berguna ketika Anda ingin mengubah branch atau mengambil perubahan dari repository remote tanpa mengeluarkan perubahan yang belum di-commit.

Untuk menyimpan perubahan sementara dengan perintah git stash, pertama-tama pastikan bahwa Anda telah menambahkan perubahan yang ingin Anda simpan ke dalam daftar file yang akan di-track oleh Git dengan menggunakan perintah git add. Kemudian jalankan perintah 'git stash' tanpa menyertakan opsi apapun. Contohnya adalah sebagai berikut:

# Menambahkan perubahan pada file "main.py" ke daftar file yang akan di-track oleh Git$ git add main.py# Menyimpan perubahan sementara ke dalam stash$ git stash

Perintah git stash juga dapat digunakan bersama dengan opsi --include-untracked untuk menyimpan file yang belum di-track oleh Git sebagai bagian dari perubahan yang disimpan ke dalam stash. Contohnya adalah sebagai berikut:

# Menyimpan perubahan sementara termasuk file yang belum di-track oleh Git ke dalam stash$ git stash --include-untracked``

Perintah git stash juga dapat digunakan bersama dengan opsi --keep-index untuk menyimpan hanya perubahan yang belum di-add ke dalam daftar file yang akan di-commit, sementara perubahan yang telah di-add akan dibiarkan terjadwal untuk di-commit. Contohnya adalah sebagai berikut:

# Menyimpan perubahan sementara hanya untuk perubahan yang belum di-add ke dalam daftar file yang akan di-commit$ git stash --keep-index

Anda juga dapat memberikan pesan pada saat menyimpan perubahan sementara ke dalam stash dengan menambahkan opsi -m atau --message diikuti dengan pesan yang ingin Anda sampaikan. Contohnya adalah sebagai berikut:

# Menyimpan perubahan sementara ke dalam stash dengan pesan "Menyimpan perubahan sementara sebelum mengambil perubahan dari repository remote"$ git stash -m "Menyimpan perubahan sementara sebelum mengambil perubahan dari repository remote"

Itu dia penjelasan tentang cara menyimpan perubahan sementara dengan perintah git stash.

Mencari dan membatalkan perubahan dengan perintah log dan revert

Perintah git log' dan git revert' adalah dua perintah yang berguna pada Git, sistem pengontrol versi yang populer, untuk mencari dan membatalkan perubahan pada repository lokal. Perintah 'git log' digunakan untuk melihat daftar commit yang telah dilakukan pada repository, sementara perintah 'git revert' digunakan untuk membatalkan perubahan yang telah di-commit.

Untuk menggunakan perintah 'git log', pertama-tama masuk ke direktori repository yang ingin Anda lihat lognya. Kemudian jalankan perintah 'git log' tanpa menyertakan opsi apapun. Contohnya adalah sebagai berikut:

# Masuk ke direktori repository$ cd my-project# Melihat daftar commit yang telah dilakukan pada repository$ git log

Perintah git log' dapat digunakan bersama dengan opsi --oneline untuk menampilkan daftar commit dalam bentuk satu baris per commit. Contohnya adalah sebagai berikut:

# Melihat daftar commit dalam bentuk satu baris per commit$ git log --oneline

Perintah git log juga dapat digunakan bersama dengan opsi --grep' untuk mencari commit berdasarkan kata kunci yang ditentukan. Contohnya adalah sebagai berikut:

# Mencari commit yang mengandung kata "fix"$ git log --grep=fix

Untuk membatalkan perubahan yang telah di-commit, Anda dapat menggunakan perintah git revert. Jalankan perintah git revert diikuti dengan nomor commit yang ingin Anda batalkan. Contohnya adalah sebagai berikut:

# Membatalkan perubahan yang terdapat pada commit bernomor "98f6ebc"$ git revert 98f6ebc

Perintah git revert' akan membuat commit baru yang berisi perubahan yang dibutuhkan untuk membatalkan perubahan pada commit yang ditentukan. Jadi, perubahan yang telah di-commit tidak benar-benar dihapus, tetapi dikembalikan ke keadaan sebelum commit tersebut dilakukan.

Itu dia penjelasan tentang cara mencari dan membatalkan perubahan dengan perintah git log dan 'git revert'.

Artikel Terkait:
Belajar Git dengan menggunakan proyek nyata sebagai contoh
Cara meningkatkan kemampuan Git dengan latihan dan praktik yang terus-menerus

Mengelola banyak branch dan melakukan merge dengan perintah branch, checkout, dan merge

Mengelola banyak branch dan melakukan merge merupakan hal yang sering dilakukan oleh para pengembang perangkat lunak. Hal ini dapat membantu dalam mengelola perubahan-perubahan pada kode sumber aplikasi dan mengintegrasikan perubahan-perubahan tersebut ke dalam satu versi utuh aplikasi.

Untuk melakukan hal tersebut, Git, salah satu sistem pengontrol versi terpopuler, menyediakan perintah-perintah branch, checkout, dan merge. Berikut adalah penjelasan tentang masing-masing perintah tersebut dan cara menggunakannya:

Perintah Branch

Perintah branch pada Git digunakan untuk membuat, menghapus, dan menampilkan daftar branch yang ada pada repository Anda. Berikut adalah contoh penggunaan perintah branch:

# Membuat branch baru bernama "feature-x"$ git branch feature-x# Menghapus branch bernama "feature-y"$ git branch -d feature-y# Menampilkan daftar semua branch yang ada$ git branch

Perintah ‘git branch‘ juga dapat digunakan bersama dengan opsi ‘-v‘ untuk menampilkan daftar branch yang ada beserta commit terakhir yang telah dilakukan pada masing-masing branch. Contohnya adalah sebagai berikut:

# Menampilkan daftar semua branch yang ada beserta commit terakhir yang telah dilakukan pada masing-masing branch$ git branch -v

Itu dia penjelasan tentang perintah branch pada Git.

Perintah Checkout

Perintah checkout pada Git digunakan untuk pindah ke branch yang lain. Perintah ini berguna ketika Anda ingin mengembangkan fitur baru pada aplikasi Anda atau mengecek riwayat perubahan pada branch tertentu.

Untuk menggunakan perintah checkout, gunakan sintaks berikut:

$ git checkout [nama branch]

Contoh penggunaan perintah checkout:

# Pindah ke branch "feature-x"$ git checkout feature-x# Kembali ke branch utama (master)$ git checkout master

Selain itu, Anda juga dapat menggunakan perintah git checkout -b [nama branch baru] untuk membuat branch baru dan langsung pindah ke branch tersebut. Contoh penggunaan perintah ini adalah sebagai berikut:

# Membuat branch baru bernama "feature-y" dan langsung pindah ke branch tersebut$ git checkout -b feature-y

Itu dia penjelasan tentang perintah checkout pada Git.

Perintah Merge

Perintah merge digunakan untuk menggabungkan perubahan-perubahan yang ada pada branch tertentu ke dalam branch yang sedang aktif. Perintah ini berguna ketika Anda telah mengembangkan fitur baru pada branch tertentu dan ingin menggabungkan perubahan-perubahan tersebut ke dalam branch utama (master).

Untuk menggunakan perintah merge, pertama-tama pindah ke branch yang ingin Anda gunakan sebagai tujuan merge dengan perintah ‘git checkout‘. Kemudian jalankan perintah ‘git merge‘ seperti yang terlihat pada contoh di bawah ini:

# Pindah ke branch utama (master)$ git checkout master# Gabungkan perubahan-perubahan pada branch "feature-x" ke dalam branch utama (master)$ git merge feature-x

Sebagai tambahan, Anda juga dapat menggunakan opsi ‘--no-ff‘ pada perintah ‘git merge‘ untuk membuat commit merge yang terpisah pada saat melakukan merge, bukan hanya menggabungkan commit secara langsung. Ini dapat membantu dalam melacak riwayat perubahan pada repository Anda dengan lebih terperinci.

Untuk menggunakan opsi ‘--no-ff‘, tambahkan opsi tersebut setelah perintah ‘git merge‘, seperti yang terlihat pada contoh di bawah ini:

# Gabungkan perubahan-perubahan pada branch "feature-x" ke dalam branch utama (master) dengan membuat commit merge yang terpisah$ git merge --no-ff feature-x

Itu dia penjelasan tentang perintah merge pada Git.

Menggunakan fitur Gitignore untuk mengabaikan file yang tidak ingin di-track oleh Git

Gitignore adalah fitur yang sangat berguna pada Git, sistem pengontrol versi yang populer. Fitur ini memungkinkan Anda mengabaikan file-file yang tidak ingin di-track oleh Git pada repository Anda. Hal ini dapat membantu menghindari masalah yang mungkin timbul ketika Anda bekerja bersama dengan anggota tim lainnya, terutama jika file-file tersebut berisi konfigurasi atau data yang spesifik untuk komputer Anda sendiri.

Untuk menggunakan fitur Gitignore, pertama-tama buat file bernama '.gitignore‘ pada root directory repository Anda. Kemudian tambahkan nama file atau direktori yang ingin Anda abaikan ke dalam file tersebut, satu nama file per baris. Contohnya adalah sebagai berikut:

# Menyertakan file bernama "debug.log" pada daftar file yang diabaikandebug.log# Menyertakan semua file yang memiliki ekstensi ".tmp" pada daftar file yang diabaikan*.tmp# Menyertakan direktori bernama "temp" pada daftar file yang diabaikantemp/# Menyertakan semua file yang ada pada direktori "build" dan subdirektorinya pada daftar file yang diabaikanbuild/**/*

Setelah Anda menambahkan file-file yang ingin diabaikan ke dalam '.gitignore‘, jangan lupa untuk menambahkan dan commit file tersebut ke repository Anda. File ‘.gitignore‘ akan di-track oleh Git sebagai file biasa, sehingga perubahan yang Anda lakukan pada file tersebut juga akan di-track.

Itu dia penjelasan tentang cara menggunakan fitur Gitignore untuk mengabaikan file yang tidak ingin di-track oleh Git.

Artikel Terkait:
Apa itu Git dan bagaimana cara kerjanya
Instalasi Git di sistem operasi yang berbeda
Dasar-dasar perintah Git: clone, add, commit, push, pull, dll

Menggunakan fitur Git tags untuk memberi label pada commit tertentu

Git tags adalah fitur yang berguna pada Git, sistem pengontrol versi yang populer. Fitur ini memungkinkan Anda memberi label pada commit tertentu pada repository Anda. Hal ini berguna untuk menandai commit yang merupakan versi rilis tertentu dari aplikasi atau sebagai tanda pada commit yang memiliki arti khusus bagi Anda atau tim Anda.

Untuk menggunakan fitur Git tags, terdapat dua tipe tags yang dapat Anda gunakan, yaitu lightweight tags dan annotated tags.

Lightweight Tags

Lightweight tags adalah tipe tags yang paling sederhana dan hanya merupakan pointer ke commit tertentu. Anda dapat membuat lightweight tags dengan menggunakan perintah ‘git tag‘ seperti yang terlihat pada contoh di bawah ini:

# Membuat lightweight tags bernama "v1.0" pada commit terakhir yang dilakukan$ git tag v1.0# Membuat lightweight tags bernama "v2.0" pada commit dengan SHA "fce88902"$ git tag v2.0 fce88902

Annotated Tags

Annotated tags adalah tipe tags yang lebih kompleks dan terdiri dari informasi tambahan seperti nama, email, dan pesan commit. Anda dapat membuat annotated tags dengan menggunakan perintah git tag dengan opsi -a seperti yang terlihat pada contoh di bawah ini:

# Membuat annotated tags bernama "v1.0" pada commit terakhir yang dilakukan$ git tag -a v1.0 -m "Release version 1.0"# Membuat annotated tags bernama "v2.0" pada commit dengan SHA "fce88902"$ git tag -a v2.0 fce88902 -m "Release version 2.0"

Setelah Anda membuat tags, Anda dapat menampilkan daftar tags yang ada dengan menggunakan perintah git tag. Anda juga dapat menghapus tags yang tidak diinginkan dengan menggunakan perintah git tag -d [nama tags].

Itu dia penjelasan tentang cara menggunakan fitur Git tags untuk memberi label pada commit tertentu.

Menggunakan fitur Git bisect untuk mencari commit yang menyebabkan error

Git bisect adalah fitur yang sangat berguna pada Git, sistem pengontrol versi yang populer. Fitur ini memungkinkan Anda mencari commit yang menyebabkan error pada repository Anda dengan cara melakukan binary search secara otomatis. Ini berguna ketika Anda ingin mencari tahu commit mana yang menyebabkan masalah pada aplikasi Anda dan membutuhkan waktu yang relatif singkat untuk menemukannya.

Untuk menggunakan fitur Git bisect, pertama-tama pastikan bahwa Anda telah di-checkout pada branch yang ingin Anda telusuri. Kemudian jalankan perintah ‘git bisect start‘ untuk memulai proses bisect. Setelah itu, jalankan perintah ‘git bisect bad‘ pada commit yang Anda ketahui menyebabkan error, dan jalankan perintah ‘git bisect good‘ pada commit yang Anda ketahui tidak menyebabkan error. Git akan secara otomatis melakukan binary search dan mencari commit yang menyebabkan error.

Contoh penggunaan fitur Git bisect:

# Memulai proses bisect$ git bisect start# Menandai commit terakhir sebagai commit yang menyebabkan error$ git bisect bad# Menandai commit yang terjadi sebelum error muncul sebagai commit yang tidak menyebabkan error$ git bisect good v1.0

Setelah Git menemukan commit yang menyebabkan error, Anda dapat mengakhiri proses bisect dengan menjalankan perintah ‘git bisect reset‘. Ini akan membatalkan bisect dan kembali ke branch yang sedang Anda kerjakan sebelum memulai bisect.

Itu dia penjelasan tentang cara menggunakan fitur Git bisect untuk mencari commit yang menyebabkan error.

Kesimpulan:

Dengan menggunakan Git, Anda bisa dengan mudah mengelola versi kode dari proyek Anda. Anda bisa menambahkan file ke repository Git dengan perintahgit add‘, mengelola perubahan dengan perintah ‘git commit‘, dan menggabungkan perubahan dengan perintah git merge. Selain itu, Anda juga bisa menggunakan perintah ‘git diff‘ untuk melihat perubahan yang telah Anda lakukan pada file sebelum commit, dan perintah ‘git stash‘ untuk menyimpan perubahan sementara tanpa mengeluarkannya dari repository.

Jangan lupa untuk bagikan artikel ini kepada teman-teman Anda yang mungkin juga ingin belajar cara mengelola versi kode dengan Git. Dan jangan lupa untuk menuliskan komentar Anda di bawah ini jika Anda punya pertanyaan atau saran tambahan. Kami akan senang hati untuk menjawab pertanyaan Anda dan membantu Anda dalam belajar Git.

Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url